echo.or.id | Generasi IT security Indonesia

Diposkan oleh oz family Saturday, January 15, 2011

Terkait dengan "regenerasi" yang merupakan salah satu misi yang di canangkan echo di 2009 pada majalah elektroniknya yaitu ezine, maka gw secara pribadi dan terbuka sengaja menulis mengenai hal ini, tujuannya untuk menjadi lecutan bagi gw pribadi, dan siapapun yang merasa terlecut nantinya :P

IT sekuriti di Indonesia bisa dikatakan mengalami masa kemundurannya saat ini, bukan di lihat dari segi kuantitas tetapi lihatlah dari segi kualitas, bayangkan dengan banyaknya perusahaan sekuriti, badan pendidikan sertifikasi sekuriti, publikasi dan referensiyang tersebar bebas serta teknologi yang semakin canggih tetapi belum cukup membuat gebrakan-gebrakan baru di dunia sekuriti Indonesia. Tanyakanlah pada generasi terdahulu, seberapa sulit jalan yang mereka lalui, seberapa lama waktu dan jenjang yang harus mereka lalui untuk memberikan jaman keemasan dunia IT sekuriti di Indonesia, meskipun dengan jumlah yang sedikit dari segi kuantitas.

Adapun menurut gw, berikut adalah 7 jenis sifat dari para pendatang baru (nantinya akan disebut mereka) yang akan membuat mereka tetap berada di tempat walau seberapa besar usaha, uang, serta "bacotan" telah mereka gembar-gemborkan, dan pastinya ini juga yang membuat Dunia IT sekuriti di Indonesia mengalami kemunduran.

1. Tidak adanya motivasi asli

Lucunya apabila diperhatikan secara seksama kemunculan dan motivasi mereka persis bunglon, serba cepat berubah, hari ini ingin di sebut ini, besok mereka mengaku itu. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya motivasi ataupun keinginan yang mendasari pembelajaran mereka. Kondisi seperti ini secara global sudah sering kita kenal dengan sebutan "krisis identitas", yang wajar di temui saat awal-awal memulai sesuatu (kita semua mengalami itu), tetapi permasalahan muncul karena sampai bertahun-tahun mereka tetaplah mengalami krisis identitas, sampai akhirnya "menyampah" dimana-mana :)

2. Rakus Publisitas dan Money Oriented

Seperti kalau kita kutip dari tulisan crazy consuelo dalam sebuah artikel bertajuk new hacking manifesto dalam salah satu issue yang di rilis phrackbecause I do this out of love -- you do it for money.. Umumnya para pendatang baru sangat amat rakus dengan ketenaran dan uang, di pikiran mereka adalah bagaimana secepatnya menjadi terkenal dan mendapat uang darinya, terserah apakah dengan publikasi sembarangan ke berbagai media massa dan tentunya bagi media massa akan sangat amat menguntungkan, tidak perduli dengan membodohi orang lain dibumbui janji-janji palsu dan pemujian diri sendiri yang sangat amat berlebihan, atau dengan melakukan "vandals" ke berbagai situs tanpa alasan yang jelas... Hey, itu berbeda dengan "cyber war".

3. Skill yang minim plus kemalasan yang besar

Sebagaimana pendatang baru, kemampuan mereka sangatlah minim. "Lack of skill" adalah hal yang lumrah bagi para pemula ditambah luasnya bidang ilmu komputer yang ada kala ini, tetapi yang menjadi permasalahan adalah kemalasan. Tidak adanya motivasi dan kerakusanpublisitas membutakan mereka untuk melompat jauh keatas tanpa mau melalui pijakan-pijakan tangga terbawah yang seharusnya merupakan pondasi terpenting.

Sudah dari 2004 gw menulis artikel "F.A.Q for NEWBIES Version 1.0" yang merupakan rangkuman dari berbagai sumber, dan gw harap sedikit banyak bisa menjadi acuan bagi yang mau memulai walau sangat jauh dari sempurna. Tetapi anehnya berkali-kali email yang mampir baik ke mailbox pribadi, pertanyaan di milis juga di hampiri dengan pertanyaan "bagaimana kami memulainya".

4. NATO (No Action Talk Only)

Satu hal yang pasti untuk membuktikan ini, tanyakan pada mereka 1 hal yang hanya membutuhkan jawaban pasti/detil/teknis/poc, maka pastinya mereka akan membuat anda pusing tujuh keliling dengan cerita-cerita tidak pasti dan hampir pasti tidak akan menjawab pertanyaan anda.

Minimnya kemampuan teknis dan konsep dasar membuat mereka kesulitan menjawab/memecahkan berbagai permasalahan, umumnya mereka akan senang mengalihkan atau melemparkan pertanyaan tersebut, dan sedihnya lagi sangat sulit bagi mereka untuk mengakui ketidaktahuan mereka dan mulai belajar, belajar dan belajar.

5. Generasi Instant 

Seperti halnya mie instan yang bisa disajikan dengan cepat dan sekejap mata, serta tanggapan public yang sangat memanjakan dengan berbagai tawaran kursus instan, buku-buku yang menyajikan janji-janji instan, melengkapi generasi instan ini, mereka tidak mau perduli dengan proses, mereka hanya ingin secara cepat berada di atas, dan layaknya semua yang instant, apapun itu, maka tidak akan bertahan lama.

6. Terputusnya link

Para pendatang baru umumnya tidak menghargai para pendahulunya, susah sekali memberikan "credit" kepada orang-orang yang telah berjasa bagi mereka, sebagai contoh credit untuk referensi, yang umumnya di klaim sebagai milik pribadi apabila di publikasikan ulang oleh mereka. sifat inilah yang membuat mereka tidak berkembang, karena secara pasti akan di jauhi para pendahulu yang sejatinya membimbing mereka, bahkan kemungkinan terburuk akan menimbulkan konflik, baik internal bahkan meluas.

7. Terlalu Berapi-api dan Sangat amat mudah Putus Asa

Layaknya kata pepatah "air beriak tanda tak dalam" dan "tong kosong nyaring bunyinya" memang terbukti bahwa banyak para pendatang baru yang terkadang berapi-api dalam mengemukakan konsep (dan sedihnya lagi terkadang bukan temuannya) yang apabila konsep tersebut di koreksi (misal: bertentangan dengan dasar keilmuan), akan membuat mereka marah bahkan terkadang berputus asa.

Dan itulah 7 hal yang menurut gw patut untuk di jauhi apabila ingin mulai mendalami IT sekuriti dan kembali memajukan IT khususnya dunia Sekuriti di Indonesia ini. Mudah-mudahan tulisan yang lebih merupakan keprihatinan gw pribadi ini dapat memberikan manfaat bagi diri gw sendiri, serta proses regenerasi di dunia IT sekuriti meskipun sedikit.
SimakBaca secara fonetik

Post a Comment